Minggu, 15 April 2012

Keindahan dan Estetika


Keindahan
A.Keindahan dan Estetika
1. Konsep Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikniati keindahan. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tank yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena 1 itu tiruan lukisan Monalisa’tidak indah, karena dasamya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
APAKAH KEINDAHAN ITU ?
Sebenamya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu bare jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu barn dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang indah.
Jadi keindahan pada dasamya adalah sejumlah kwalita, pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast). Dan ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, wama, bentuk, nada dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan Si pengamat.
2. Estetika dan Estetis
Dilihat dari perspektif sejarahnya, estetika merupakan cabang dari filsafat atau biasanya disebut dengan filsafat keindahan. Pada mulanya estetika disebut dengan istilah keindahan (beauty). Sementara istilah estetika baru digunakan sekitar abad ke-18.
Akar kata beauty (Gie, 1996:17) berasal dari kata Latin bellum dan akar katanya adalah bonum yang berarti kebaikan. Bonum kemudian mempunyai bentuk pengecilan bonellum yang kemudian dipendekkan menjadi bellum, sehingga makna beuty berhubungan dengan pengertian kebaikan.
Perlu diketahui pula bahwa secara etimologis beauty berhubungan dengan benefit, yang berarti bermanfaat dan berguna. Dalam bahasa Indonesia, kata indah selain memiliki makna yang sama dengan kata beauty juga bermakna peduli (akan), menaruh perhatian (terhadap). Oleh akrena itu, beberapa arti atau dari istilah keindahan mengimplikasikan adanya perhatian dari subjek terhadap objek. Makna yang dimaksud sangat dekat dengan pendaat Plato yang menyatakan bahwa langkah pertama dalam memperoleh pemahaman mengenai keindahan adalah mencintai atau memperhatikan.
Dalam arti luas, keindahan yang awalnya dikembangkan oleh bangsa Yunani sebernarnya mengandung nilai kebaikan, para filsuf Yunani mengungkapan bahwa keindahan mencakupi kebaikan yang diwujudkan dalah media yang menyenangkan.
Sementara keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Penyerapan tersebut bisa berupa visualisasi menurut penglihatan, secara audial menurut pendengaran, dan juga secara intelektual menurut keindahan. Dengan demikian, menikmati keindahan tidak hanya soal melihatnya saja, tetapi juga memahami secara cermat, menyelami makna dalam keindahan tersebut serta mengolahnya melalui kecerdasan intelektual yang dimiliki manusia sebagai penikmat keindahan.
Bangsa Yunani sebagai bangsa yang memulai mengembangkan teori tentang keindahan juga mengenal keindahan dalam arti estetis atau estetika. Secara etimologis estetika berasal dari bahasa Yunani aistheta. Semantara dalam bahasa Inggris disebut dengan asthetics atau esthetics yaitu studi tentang keindahan. Orang yang menikmati keindahan disebut dengan aesthete, sementara ahli keindahan disebut dengan aesthetician (Ratna, 2007:4).
Dalam sejarah kesusastraan Barat, selama berabad-abad teori estetika didominasi oleh doktrin seni sebagai media pengajaran bagi pembaca, seni meniru alam, seni meniru ciptaan Tuhan. Namun dominasi tersebut mulai ditolak pada abad ke-19, pada masa Romantik yang berpendapat bahwa estetika merupakan aspek kehidupan yang hadir secara mandiri, bukan karena tiruan dan sebagainya.
3. Sifat Keindahan
Ø Keindahan itu kebenaran (bukan tiruan)
Ø Keindahan itu abadi (tidak pernah dilupakan)
Ø Keindahan mempunyai daya tarik (memikat perhatian orang, menyenangkan, tidak membosankan)
Ø Keindahan itu universal (tidak terikat dengan selera perseorangan, waktu dan tempat)
Ø Keindahan itu wajar (tidak berlebihan dan tidak pula kurang atau menurut apa adanya)
Ø Keindahan itu kenikmatan (kesenangan yang memberikan kepuasan)
Ø Keindahan itu kebiasaan (dilakukan berulang-ulang. Yang tidak biasa dan tidak indah namun karena dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi biasa dan indah)
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar